PERINTAH eksekutif Presiden Donald Trump yang antara lain melarang masuknya warga tujuh negara berpenduduk mayoritas umat Islam ke Amerika Serikat,
menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Tidak hanya warga AS yang
beragama Islam, kebijakan Trump ini juga ditentang banyak pemimpin
negara nonmuslim.
Kebijakan kontroversial Trump ini juga memantik keingintahuan dunia script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> tentang keberadaan kaum muslimin di negara berjuluk Paman Sam tersebut. Situs Bintang.com yang mengutip Buisness Insider memberitakan, Islam merupakan agama dengan jumlah pemeluk ketiga terbesar di Amerika Serikat.
Pew Research Center juga menyatakan, jumlah muslim di Amerika Serikat mencapai 2,5 juta orang.Bahkan, di antara mereka terdapat banyak warga muslim di sana yang sukses dan namanya dikenal masyarakat dunia.
Sementara situs wikipedia.org mencatat, sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, di mana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19.
Migrasi Muslim ke AS ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut “gelombang”, sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.
Populasi Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, di mana sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.
script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> Jumlah, kebangsaan, dan etnis
Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama pada orang yang dicatat di dalamnya.
script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah Muslim di AS.
Menurut sumber yang sama, imigran Asia Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab (25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing 2%).
Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007) penduduk AS, jumlah ini sama dengan jumlah umat Yahudi di AS.(wikipedia/nal)
Kebijakan kontroversial Trump ini juga memantik keingintahuan dunia script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> tentang keberadaan kaum muslimin di negara berjuluk Paman Sam tersebut. Situs Bintang.com yang mengutip Buisness Insider memberitakan, Islam merupakan agama dengan jumlah pemeluk ketiga terbesar di Amerika Serikat.
Pew Research Center juga menyatakan, jumlah muslim di Amerika Serikat mencapai 2,5 juta orang.Bahkan, di antara mereka terdapat banyak warga muslim di sana yang sukses dan namanya dikenal masyarakat dunia.
Sementara situs wikipedia.org mencatat, sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, di mana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19.
Migrasi Muslim ke AS ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut “gelombang”, sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.
Populasi Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, di mana sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.
script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> Jumlah, kebangsaan, dan etnis
Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama pada orang yang dicatat di dalamnya.
script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"> Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah Muslim di AS.
Menurut sumber yang sama, imigran Asia Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab (25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing 2%).
Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007) penduduk AS, jumlah ini sama dengan jumlah umat Yahudi di AS.(wikipedia/nal)
No comments:
Post a Comment